penyulingan minyak pala
Seputar tentang
nyuling pala
Pala merupakan
jenis tumbuhan yang cendrung terus berbuah tiap tahun tanpa mengenal musim,
tapi sebenernya walaupun begitu tetap saja ada musim musim yang cendrung
berbuah lebat, Dari segi financial buah pala merupakan jenis rempah rempah yang
cendrung tergolong mahal, karena kebutuhan minyaknya terus meningkat tiap
tahun, oleh sebab itu belakangan ini banyak sekali para petani yang tergiur
untuk menanam pohon pala, namun ironisnya disaat harga minyak pala membumbung
tinggi banyak sekali praktek-praktek curang yang dilakukan oleh para pengusaha
di bidang pala, dan yang terparah kemarin ada praktek pencampuran minyak nabati
ke minyak pala, dan tentunya hal ini akan merugikan berbagai pihak yang
tergabung ke dalam elemen perpalaan dan tentunya merusak citra pala Indonesia
yang terkenal akan kualitas terbaik dunia. setelah kasus ini terjadi tak ada
satu pun pihak yang ingin di salahkan walaupun sekarang ini kita semua kena
imbasnya, terutama anjloknya harga minyak pala lebih dari 50% dari harga asal.
Tidak ada kata lain selain kita bangun kembali kepercayaan publik dengan
memberikan kualitas terbaik minyak pala Indonesia.
Baik kita
sudahi dulu pendahuluannya di sana, kita lansung ke seputar penyulingan minyak
pala yang pernah dilakukan dan diterapkan oleh penulis, (hanya sebatas
pengalaman),,,
Penulis
merupakan petani sekaligus penyuling pala di daerah jawa barat, setelah lama
berselancar di duni perpalaan, khususnya pala jawa barat ternyata banyak sekali
penemuan yang di dapat dari pengalamana tersebut.
1.
Hasil rendemen minyak pala itu kandungannya
sama, baik mau disuling basah atau pun kering. Rendemen minyak pala yang
disuling basah berkisar 3%, apabila pengeringan biji pala perbandingannya 1 : 5 = berarti harus dapat minyak sekitar 15% dari bahan baku yang di proses (berikut
fulinya). Penyulingan dari terna basah memang menguntungkan, karna tidak harus dijemur,
hemat waktu dan biaya juga, mau musim hujan ataupun musim kemarau tetap bisa
produksi, namun yang jadi masalah dan jadi catatan penting kualitas minyaknya
kurang bagus..
2.
Biji pala mempunyai tingkatan masing masing,
kilat, polong/bolong, media, sama bejo. Kalo kita golongkan ke rendemen minyak,
polong/bolong bisa mencapi 8-11% dari media sama bejo bisa sampai 12-15%, dan
tentunya hasil tersebut harus melalui tahapan yang baik, mulai dari pemisahan
fuli, penjemuran, dan teknik penyulingan yang tepat.
3.
Khusus untuk pala kilat, lebih baik dijual
sebagai bahan bumbu masak, karna jika diproduksi untuk minyak nilai ekonomisnya
akan berkurang, karna tingkat rendemen minyaknya tidak seperti media dan bejo.
Itulah sepenggal pengalaman yang
saya coba tuangkan di sela-sela waktu luang, semoga bermanfaat buat teman teman.
Comments
Post a Comment